Get Gifs at CodemySpace.com

Rabu, 07 Maret 2012

12 Cara Menjadi Guru yang Baik

Menjadi guru yang baik saat mengajar bukan soal sifat si guru tersebut tapi soal kemampuan mengatur irama pembelajaran. Guru yang sifatnya baik pun akan cepat marah jika muridnya sering berlaku tidak tertib. Salah satu hal yang membuat siswa tertib adalah kesibukan yang bermakna. Membuat siswa bisa sibuk namun tetap bermakna memang tantangan semua guru. Ada guru yang senang memberi soal sulit pada siswanya dengan harapan siswanya sibuk dan waktu mengajar dia tidak dipusingkan oleh masalah perilaku.
Padahal sebaliknya hal tadi hanya terjadi pada siswa yang perilakunya memang sudah baik, sementara anak-anak yang lain akan cepat bosan dan justru membuat ulah karena merasa gurunya memberi pekerjaan sulit tanpa jalan keluar. Karena pekerjaannya sulit membuat anak -anak yang memang sudah bermasalah pada perilaku akan timbul lagi keinginannya untuk membuat keributan dan ujung-ujungnya guru akan merasa gagal dalam mengajar siswanya di hari itu.
Ada beberapa cara untuk membuat jam pelajaran anda berlalu tanpa terasa baik kita sebagai guru maupun siswa sebagai penikmat cara mengajar dan perencanaan mengajar kita.
  1. rencanakan dalam seminggu perencanaan mengajar anda
  2. selalu update rencana pengajaran anda setelah dan sebelum mengajar
  3. tidur yang cukup setiap hari. Hal ini penting agar suasana hati kita terjaga dan tidak mudah emosi
  4. rencanakan pengajaran anda dalam team, jika tidak mungkin konsultasikan formal dan informal RPP anda pada rekan sesama guru.
  5. masuk kelas lebih awal bisa 3 menit atau 5 menit lebih awal.
  6. pikirkan 3 strategi atau rencana dalam mengajar, dengan demikian anak yang cepat selesai tetap punya kegiatan
  7. saat mengajar sempatkan memotivasi siswa. memotivasi itu bukan memuji karena memotivasi anda perlu mendalami karakter anak yang anda ingin motivasi
  8. tebarkan senyum pada seisi kelas
  9. ucapkan salam dengan semangat saat akan mengajar
  10. berikan soal yang menantang dan bukan sekedar sulit
  11. minta siswa untuk ajarkan siswa lainnya jika ia sudah selesai
  12. kurangi gaya  ‘one man show’ saat mengajar, kurangi semangat untuk menceramahi siswa. Biarkan siswa juga berbicara di kelas, berbagi mengenai strateginya dalam mengerjakan soal yang anda berikan.

Tips menjadi guru yang disukai siswa



Siapa yang tidak mau menjadi guru yang disukai siswa. Semua guru sepertinya mengharapkan ini. Tapi tahukah anda bahwa semakin minta disukai siswa semakin jauh kita dari kriteria guru yang layak disukai siswa? jika disukai siswa menjadi tujuan kita sebagai guru tidak ada yang namanya profesionalisme lagi, yang ada hanyalah menuruti apa yang siswa mau dan inginkan, bahkan bila yang diinginkan sudah keluar jalur kegiatan belajar dan mengajar.
Menjadi guru yang disukai bukan perkara mudah tapi juga tidak sulit, saya pribadi pun masih dalam upaya untuk bisa disukai siswa. Namun tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Berikut ini adalah caranya.
  1. Tidak terlalu banyak melaksanakan metode ceramah
  2. Memberikan contoh kepada siswa apa yang ia ingin siswa lakukan. Jika anda sebagai guru berharap siswa anda hormat pada anda, silahkan terlebih dahulu menjaga harga diri siswa anda di kelas.
  3. Jika marah atau kecewa pada siswa, berbicara lah pada mereka dan bukan berteriak.
  4. berbagi senyum tulus pada semua siswa. Siswa yang dicap sebagai anak yang ‘bermasalah’ akan luntur dan akan menyukai anda jika anda berikan senyum pada mereka.
  5. Memotivasi siswa dengan cara memotivasi dan bukan menyindir.
  6. Menggunakan humor pada tempat dan saat yang tepat.
  7. Mudah diajak berteman oleh siswa dan bukan menjadi teman siswa. Mudah diajak berteman artinya anda pihak yang pasif dalam berkomunikasi namun tetap dengan cara yang profesional. Berusaha menjadi teman siswa hanya akan menyulitkan situasi anda dikemudian hari.
  8. Penyabar dan menganggap semua siswa sedang berproses. Hindari meneruskan warisan guru lain dengan melanjutkan cap yang sudah diterima oleh siswa tertentu.

10 ciri Guru profesional

1. Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama.
2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa  mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.
4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif,  membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas.

5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi  panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.
6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.
7. Pengetahuan tentang Kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga  memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.
8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.
9. Selalu memberikan yang terbaik  untuk Anak-anak dan proses Pengajaran
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan  mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.
10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa
Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.

Selasa, 06 Maret 2012

17 Resep Kreatif Dalam menangani Masalah Perilaku siswa

Kata kreatif dalam proses belajar mengajar maknanya bisa diperluas dalam berbagai macam segi. Salah satunya adalah kreatif dalam mengelola perilaku siswa. Jika anda masih percaya bahwa ‘mengancam’ siswa adalah jalan satu-satunya meningkatkan kedisiplinan atau kepatuhan siswa, saran saya ubah pandangan tersebut. Mengancam erat kaitannya dengan kekuasaan, yang berkuasa mengancam yang tidak punya kekuasaan. Guru mengancam siswa, atau jaman sekarang sudah terjadi siswanya yang malah mengancam gurunya. Melalui tulisan ini saya akan berbagi mengenai cara kreatif dalam mengelola perilaku siswa.
  1. Harga diri siswa adalah hal yang paling utama. Cobalah menegur siswa dengan kata-kata yang merendahkan atau membuat ia malu di depan teman-temannya. Dipastikan sampai dewasa ia akan dendam pada anda sebagai gurunya.
  2. Semua siswa adalah yang utama. Jika anda merasa siswa pintar adalah segalanya, mulai sekarang hapus pandangan tersebut. Semua siswa pintar tergantung dari mana kita memandangnya. Fokus hanya pada anak yang pintar dan memandang sebelah mata pada anak yang menurut anda kurang pintar hanya akan menambah masalah baru. Bersikap adil pada semua anak jauh lebih utama dan lebih baik.
  3. jadilah guru yg jadi  bagian dari penyelesaian masalah dan bukan bagian dari masalah
  4. Inti dari pengelolan kelas adalah sabar dan berprasangka baik, caranya jangan beri label siswa
  5. Anda mengharapkan siswa menjadi siswa yang baik, sopan, sabar, bekerja keras, berkata halus dan bermuka manis? Jadilah perubahan yang anda minta di kelas, caranya dengan terlebih dahulu memberi contoh saat kita ada di kelas.
  6. Teaching is 90% relationship building 10% content, menurut anda?
  7. Diminta duduk di tempat yg sama selama 7-8 jam dan masih diminta utk duduk diam & tenang, itulah nasib siswa kita
  8. ‘mood’ guru boleh turun naik, namun cara memperlakukan siswa mesti sebaik & seadil yg kita mampu
  9. Lakukan banyak variasi dlm mengajar, dijamin anda bebas dari masalah perilaku siswa di kelas
  10. Sikap saling menghormati saat di kelas sangat penting demi membentuk kelas yg kondusif, will you respect your student?
  11. guru tahu dan mengerti apa yg jd kesukaan/hobi siswanya, jalan masuk utk bisa kendalikan perilaku siswa
  12. Bagaimana guru bersikap, seperti itulah siswa akan bersikap di kelasnya
  13. kunci utama sukses dalam mengelola kelas adalah sikap dan perilaku guru dlm keseharian
  14. ciri guru masa kini; jarang duduk di belakang mejanya
  15. marahlah sambil tersenyum dalam hati, marah beneran saat siswa ribut di kelas cuma akan menambah rusak suasana
  16. pelihara ‘mood’ anda, untuk subyek yangg anda ajar dan mengelola perilaku siswa di kelas
  17. minimalisir suasana gaduh di kelas, caranya pasangkan siswa dalam kelompok atau partner

Prinsip Pembelajaran Kreatif di Kelas

Pembelajaran kreatif bisa dilakukan siapa saja. Pembelajaran kreatif senantiasa hadir pada kelas dimana kesiapan gurunya mengajar dan kesiapan muridnya belajar penuh alias keduanya saling mengisi dan bekerja sama. Dari sisi guru pembelajaran kreatif bisa dipandang menjadi dua hal. Ia bisa dipandang sebagai menambah beban pekerjaan, atau bisa juga dipandang sebagai sumber kepuasan sebagai seorang guru yang profesional. Berikut ini adalah prinsip yang saya selalu gunakan dalam menghadirkan pembelajaran di kelas.
  • semangat menjelaskan konsep pada siswa boleh saja, namun yg terpenting aktivitasnya apa
  •  kelamaan menjelaskan cuma akan membuat murid bosan & anda akan cepat naik darah
  •  banyak guru frustasi karena muridnya tidak mau mendengar, sebenarnya mereka mau, asal jangan terlalu lama
  • waktu menjelaskan konsep pd siswa, usahakan pd saat yg sama siswa juga melakukan kegiatan yg sama dgn anda
  • dalam pembelajaran kreatif murid bisa dijadikan kelompok bisa juga tidak, tergantung keyakinan anda mana yang lebih efektif
  • mengeluhkan siswa kurang motivasi boleh saja, namun tanya dulu “sudah kreatifkan saya?”
  •  pembelajaran kreatif mengandalkan perencanaan & kerja sama, guru tahu mesti katakan apa, murid tahu mesti lakukan apa
  •  biar siswa sudah punya alat seperti pensil, gunting dll, guru juga membawa sebagai cadangan jika ada siswa memerlukan pembelajaran kreatif
  •  kegiatan yang dilakukan punya alur, awal, tengah dan refleksi, siswa jadi tahu kapan mesti mulai & mengakhiri pembelajaran kreatif
  •  ukuran kreatif setiap guru beda-beda, ukuran yg sama ada pada siswa, sepanjang mereka tekun, anda kreatif pembelajaran kreatif
  •  siswa paling senang dgn kejutan, kejutkan mereka dgn kegiatan yg pasti bisa mereka lakukan & instruksi yg jelas pembelajaran kreatif
  •  Saat anak-anak masuk kelas, semua sudah tersedia, tugas mau apa sudah jelas dan guru siap berbagi lewat instruksi-instruksi
  •  Saat di kelas ia sudah menyiapkan segalanya, bahkan sebelum siswa nya hadir di kelas
  •  ciri lainnya dari pembelajaran kreatif guru masuk ke kelas dgn media pembelajaran, bisa yang mahal, bisa juga bikinan sendiri
  •  guru senang menjelaskan karena ia tahu setelah ini siswanya akan terlibat dengan aktivitas yang membuat mereka tertantang
  • ciri pembelajaran kreatif siswa tekun mendengarkan, guru bergairah menjelaskan

Mendidik AnaK agar mandiri

Orang tua mana yang tidak mau melihat anaknya tumbuh menjadi anak yang mandiri. Tampaknya memang itulah salah satu tujuan yang ingin  dicapai  orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
Sikap mandiri sudah dapat dibiasakan sejak anak masih kecil: memakai pakaian sendiri, menalikan  sepatu  dan  bermacam  pekerjaan-pekerjaan  kecil  sehari-hari  lainnya. Kedengarannya mudah, namun dalam prakteknya pembiasaan ini banyak hambatannya. Tidak jarang orang tua merasa tidak tega atau justru tidak sabar melihat si kecil yang berusaha  menalikan  sepatunya  selama  beberapa  menit,  namun  belum  juga memperlihatkan  keberhasilan.  Atau  langsung  memberi  segudang  nasehat,  lengkap dengan  cara  pemecahan  yang harus  dilakukan,  ketika  anak  selesai  menceritakan pertengkarannya dengan teman sebangku. Memang masalah yang dihadapi anak seharihari dapat dengan mudah diatasi dengan adanya campur tangan orang tua. Namun cara ini tentunya tidak akan membantu anak untuk menjadi mandiri. Ia akan terbiasa “lari” kepada orang tua apabila menghadapi persoalan, dengan perkataan lain ia terbiasa tergantung pada orang lain, untuk hal-hal yang kecil sekalipun.
Lalu  upaya  yang  dapat  dilakukan  orang  tua  untuk  membiasakan  anak agar tidak cenderung menggantungkan diri pada seseorang, serta mampu mengambil keputusan? Di bawah ini ada beberapa hal yang dapat Anda terapkan untuk melatih anak menjadi mandiri.
1. Beri kesempatan memilih
Anak  yang  terbiasa  berhadapan  dengan  situasi  atau  hal-hal  yang  sudah ditentukan  oleh  orang  lain,  akan  malas  untuk  melakukan  pilihan  sendiri. Sebaliknya bila ia terbiasa dihadapkan pada beberapa pilihan, ia akan terlatih untuk membuat keputusan sendiri bagi dirinya. Misalnya, sebelum menentukan menu di hari itu, ibu memberi beberapa alternatif masakanyang dapat dipilih anak untuk makan siangnya. Demikian pula dalam memilih pakaian yang akan dipakai untuk pergi ke pesta ulang tahuntemannya,misalnya. Kebiasaan untuk membuat keputusan  keputusan sendiri dalam lingkup kecil sejak diniakan memudahkan untuk kelak menentukan serta memutuskan sendiri hal-hal  dalam kehidupannya.
2. Hargailah usahanya
Hargailah sekecil apapun usaha yang diperlihatkan anak untuk mengatasi sendiri kesulitan yang ia hadapi. Orang tua biasanya tidak sabar menghadapi anak yang membutuhkan waktu lama untuk membuka sendiri kaleng permennya. Terutama bila saat itu ibu sedang sibuk di dapur, misalnya. Untuk itu sebaiknya otang tua memberi kesempatan padanya untuk mencoba dan tidak langsung turun tangan untuk  membantu  membukakannya.  Jelaskan juga  padanya  bahwa  untuk membuka kaleng akan lebih mudah kalaumenggunakan ujung sendok, misalnya. Kesempatan yang anda berikan ini akan dirasakan anak sebagai penghargaan atas usahanya, sehingga akan mendorongnya untuk melakukan sendiri hal-hal kecil seperti itu.
3. Hindari banyak bertanya Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan orang tua
,yang sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan perhatian pada si anak, dapat diartikan sebagai sikap yang terlalu banyak mau tahu. Karena itu hindari kesan cerewet. Misalnya, anak yang baru  kembali  dari  sekolah,  akan  kesal  bila  diserang dengan  pertanyaan -pertanyaan seperti, “Belajar apa saja di  sekolah?”,  dan  “Kenapa seragamnya kotor? Pasti kamu berkelaihi lagi di sekolah!” dan seterusnya. Sebaliknya, anak akan senang dan merasa diterima apabila disambut dengan kalimat pendek : “Halo anak ibu sudah pulang sekolah!” Sehingga kalaupun ada hal-hal yang ingin ia ceritakan, dengan sendirinya anak akan menceritakan pada orang tua, tanpa harus di dorong-dorong.
4. Jangan langsung menjawab pertanyaan
Meskipun salah tugas orang tua adalah memberi informasi serta pengetahuan yang benar kepada anak, namun sebaiknya orang tua tidak langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Sebaliknya, berikan kesempatan padanya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dan tugas Andalah untuk mengkoreksinya apabila salah menjawab atau memberi penghargaan kalau ia benar. Kesempatan ini  akan  melatihnya untuk  mencari alternatif-alternatif  dari  suatu  pemecahan masalah. Misalnya, “Bu, kenapa sih, kita harus mandi dua kali sehari? ” Biarkan anak memberi beberapa jawaban sesuai dengan apa yang ia ketahui. Dengan demikian pun anak terlatih untuk tidak begitu saja menerima jawaban orang tua, yang akan diterima mereka sebagai satu jawaban yang baku.
5. Dorong untuk melihat alternatif
Sebaiknya anak pun tahu bahwa untuk nmengatasi suatu masalah , orang tua bukanlah satu-satunya tempat untuk bertanya. Masih banyak sumber-sumber lain  di  luar  rumah  yang  dapat  membantu  untuk  mengatasi  masalah  yang dihadapi.  Untuk  itu,  cara  yang  dapat  dilakukan  orang  tua  adalah  dengan memberitahu sumber lain yang tepat untuk dimintakan tolong, untuk mengatasi suatu masalah tertentu. Dengan demikian anak tidak akan hanya tergantung pada orang tua, yang bukan tidak mungkin kelak justru akan menyulitkan dirinya sendiri  . Misalnya, ketika si anak datang pada orang tua dan mengeluh bahwa sepedanya mengeluarkan bunyi bila dikendarai. Anda dapat memberi jawaban : “Coba,ya, nanti kita periksa ke bengkel sepeda.”
6. Jangan patahkan semangatnya
Tak  jarang  orang  tua  ingin  menghindarkan  anak  dari  rasa  kecewa  dengan mengatakan “mustahil” terhadap apa yang sedang diupayakan anak. Sebenarnya apabila anak sudah mau memperlihatkan keinginan untuk mandiri, dorong ia untuk  terus  melakukanya.  Jangan  sekali-kali  anda  membuatnya  kehilangan motivasi atau harapannya mengenai sesuatu yang ingin dicapainya. Jika anak minta  ijin  Anda,  “Bu,  Andi  mau  pulang  sekolah  ikut  mobil  antar  jemput, bolehkan? ” Tindakan untuk menjawab : “Wah, kalau Andi mau naik mobil antar jemput, kan Andi harus bangun pagi dan sampai di rumah lebih siang. Lebih baik tidak usah deh, ya” seperti itu tentunya akan membuat anak kehilangan motivasi untuk mandiri. Sebaliknya ibu berkata “Andi mau naik mobil antar jemput? Wah, kedengarannya menyenangkan, ya. Coba Andi ceritakan pada ibu kenapa andi mau naik mobil antar jemput.” Dengan cara ini, paling tidak anak mengetahui bahwa orang tua sebenarnya mendukung untuk bersikap mandiri. Meskipun akhirnya, dengan alasan-alasan yang Anda ajukan, keinginannya tersebut belum dapat di penuhi.

Jumat, 02 Maret 2012

Problematika Pembelajaran Matematika SD

Matematika Kelas Rendah

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, penegtahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (Mansur, 2007:29). Salah satu komponen untuk mencapai tujuan tersebut adalah pembelajaran matematika tingkat sekolah dasar.
Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam jumlahnya terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.
Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak sehingga dituntut kemampuan yang besrsifat abstrak sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan metode yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa (H.W. Fowlwer dalam Pandoyo,1997:1). Untuk itu, diperlukan model dan media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran.

Pembelajaran matematika yang hanya menekankan pada pemerolehan informasi sebagai kumpulan pengetahuan sebelumnya merupakan pandangan kaum behavioristik. Menurut kaum behavioris, pengetahuan itu pengumpulan secara pasif dari subyek dan obyek yang diperkuat oleh lingkungannya (Bettencourt dalam Suparno, 1997:62).
Berbeda dengan behaviorisme, konstruktivisme beranggapan pengalaman adalah hasil konstruksi manusia melalui interaksi mereka dengan obyek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan mereka (Suparno, 1997:28). Menurut konstruktivisme seorang harus menentukan dan mengkonstruk pengetahuannya sendiri secara aktif. Bila behaviorisme menekankan ketrampilan sebagai tujuan pengajaran, konstruktivisme lebih menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam (Suparno, 1997:59).

Pembelajaran matematika yang terjadi selama ini adalah pembelajaran yang hanya menekan pada perolehan hasil dan mengabaikan pada proses. Sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan dalam bentuk soal yang lain. Akibat dari pembelajaran yang hanya menekankan hasil adalah hasil yang dicapai tidak tahan lama atau anak akan mudah lupa pada materi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
Salah satu permasalahan yang terjadi di Pembelajaran Matematika kelas rendah adalah operasi hitung yang bilangan pengurangya mengandung angka yang lebih besar. Misalnya 31 – 19 = …

Untuk memecahkan problematika pembelajaran tersebut maka guru perlu menggunakan, media, dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang digunakan dalam pembelajaran. Secara lebih rinci untuk mengatasi permasalahan  tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Menggunakan media benda kongkret. Mengapa menggunakan media yang konkret untuk penaman konsep pengurangan? Sebab dalam usia siswa SD kelas rendah (7-9 tahun) tahap pemikiran anak adalah tahap pemikiran konkrit. Dalam tahapan pemikiran kongkrit ini proses pembelajarannya memerkun media benda-benda yang kongkrit, misalnya menggunakan kelereng, biji-bijian, buah-buahan dan lainnya. Dengan pembelajaran pengurangan menggunakan media kongkrit ini anak tahu proses pengurangan secara lebih bermakna. Menurut Peget pada usia siswa SD kelas rendah perkembangan intelektualnya pada tahap operasional kongkrit, yang pengembangan pemikirannya secara logis.
  2. Menggunakan gambar benda kongkrit. Melambangkan nilai bilangan dengan gambar benda kongkrit sehingga siswa dapat melakukan operasi matematika yang mengandung bilangan pengurang yang lebih besar.
  3. Menentukan hasil pengurangan dengan cara panjang.    
  4. Menentukan hasil bilangan secara bersusun.
  5. Bermain peran.
  6. Menggunakan model pembelajaran STAD (Student Team Achiefment Devision).
Hal lain yang penting dalam pembelajaran matematika adalah mengkaitkan materi pembelajaran dengan lingkungan sekitar siswa atau lebih dikenal dengan pembelajaran kontekstual (Contekstual Learning). Dengan demikian anak dapat menggunakan operasi hitung dalam kehupan sehari-hari. Pembelajaran yang kontekstual antara lain menggunakan soal cerita. Soal cerita dibuat dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai obyek dalam mebuat soal cerita. Misalnya daerah panta menngunaka soal cerita menggunakan ikan, kerang, daerah penggunungan menggunakan buah-buahan  dan sayuran.

Perbedaan Ilmu Dan penGetahuan

1.    Ada perbedaan prinsip antara ilmu dengan pengetahuan. Ilmu merupakan kumpulan dari berbagai pengetahuan, dan kumpulan pengetahuan dapat dikatakan ilmu setelah memenuhi syarat-syarat objek material dan objek formal 

2.     Ilmu bersifat sistematis, objektif dan diperoleh dengan metode tertentu seperti observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya bersifat objektif dengan menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan pemikiran logika, netral (tidak dipengaruhi oleh kedirian atau subjektif). 

3.    Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik, pengetahuan merupakan  informasi yang berupa common sense,  tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu.  Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka