Get Gifs at CodemySpace.com

Jumat, 06 Januari 2012

MOTIVASI BELAJAR

Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama.
Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan.
Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diimingimingi
akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya. Contoh lainnya, seorang mahasiswa
mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus dengan predikat /cum laude/. Setelah
itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan
membahagiakan orangtuanya. Apa saja, sih, faktor-faktor yang membedakan motivasi
belajar seseorang dengan yang lainnya? Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak
memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masingmasing
orang, di antaranya:
1. Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual .
2. Perbedaan rasa aman (safetyneeds), baik secara mental, fisik, dan intelektual.
3. Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
4. Perbedaan harga diri (selfesteemneeds). Contohnya prestisememiliki mobil atau rumah
mewah, jabatan, dan lain-lain.
5. Perbedaan aktualisasi diri(self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang
untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi
kemampuan nyata.
Stimulus motivasi belajar Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat
termotivasi untuk belajar, yaitu:
1. Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk
karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk
mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
2. Kedua,motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapatberupa rangsangan dari
orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang
yang bersangkutan. Tips-tips meningkatkan motivasi belajar Motivasi belajar
tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita,
atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya.
Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun
juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi. Yuk, ikuti tips-tips
berikut untuk meningkatkan motivasi belajar kita.
  1. Bergaullahdenganorang-orangyang senang belajar.Bergaul denganorang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar. Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi. Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
  2. Belajar apapun, Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain-lainnya.Belajar dari internet, Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-English-Course@yahoogroups.com. 
  3. Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif. Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
  4. Cari motivator. Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.

BIMBINGAN DISEKOLAH DASAR PATR II

  I. HAKEKAT BIMBINGAN DI SD
1. MAKNA DAN PRINSIP UMUM BIMBINGAN
2. KEDUDUKAN DAN PERMASALAHAN BIMBINGAN DI SD
3. HUBUNGAN PENDIDIKAN DENGAN KURIKULUM
4. PENDEKATAN PERKEMBANGAN DALAM BIMBINGAN
II.TEKNIK-TEKNIK MEMAHAMI PERKEMBANGAN MURID
1. TEKNIK TES
2. TEKNIK NON TES
III.BIMBINGAN BELAJAR   (kelompok 1)
  1. DIFINISI BELAJAR
  2. BIMBINGAN BELAJAR
  3. JENIS-JENIS MASALAH BELAJAR
  4. MENGIDENTIFIKASI MURID YANG DIPERKIRAKAN MENGALAMI MASALAH BELAJAR
  5. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MASALAH BELAJAR MURID SD
  6. UPAYA MEMBANTU MURID DALAM MENGATASI MASALAH BELAJAR
IV. BIMBINGAN BAGI MURID TUNA CAKAP BELAJAR   (kelompok 2)
  1. PENGERTIAN DAN JENIS TUNA CAKAP BELAJAR
  2. JENIS-JENIS TUNA CAKAP BELAJAR
  3. KARAKTERISTIK MURID TUNA CAKAP BELAJAR
  4. IDENTIFIKASI KETUNACAKAPAN BELAJAR
  5. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN KETUNACAKAPAN BELAJAR
  6. TEKNIK MEMBANTU MURID TUNA CAKAP BELAJAR DAN PENCEGAHANNYA
V. BIMBINGAN BAGI MURID CERDAS  DAN BERBAKAT    (kelompok  3)
  1. DASAR FORMAL DAN EMPIRIK PELAKSANAAN BIMBINGAN BAGI   MURID CERDAS DAN BERBAKAT DI SD
  2. PENGERTIAN MURID CERDAS DAN BERBAKAT
  3. KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK MURID CERDAS DAN    BERBAKAT
  4. IDENTIFIKASI MURID CERDAS DAN BERBAKAT
  5. PENYELANGGARAAN PENDIDIKAN BAGI MURID CERDAS DAN BERBAKAT
  6. TEKNIK BIMBINGAN BAGI  MURID CERDAS DAN BERBAKAT
  7. PENYELENGGARAAN KELAS UNGGULAN SEBAGAI MODEL BIMBINGAN BAGI MURID CERDAS DAN BERBAKAT

VI. BIMBINGAN BAGI MURID BERKELAINAN     (kelompok  4)
  1. PENGERTIAN MURID BERKELAINAN
  2. HAK DAN KEBUTUHAN MURID BERKELAINAN
  3. JENIS-JENIS MURID BERKELAINAN
  4. KARAKTERISTIK SETIAP JENIS MURID BERKELAINAN
  5. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MURID BERKELAINAN
  6. ALTERNATIF BANTUAN SERTA BIMBINGAN KHUSUS YANG DIBERIKAN BAGI MURID BERKELAINAN
VII. BIMBINGAN BAGI ANAK BERPERILAKU BERMASALAH (kelompok  5)
  1. PENGERTIAN DAN JENIS PERILAKU BERMASALAH
  2. BENTUK-BENTUK PERILAKU BERMASALAH
  3. MASALAH-MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MURID SD
  4. TEKNIK MEMBANTU MURID BERMASALAH
VIII. BIMBINGAN BAGI PERKEMBANGAN WAWASAN KARIR MURID(kl 6)
  1. SELINTAS PERKEMBANGAN BIMBINGAN KARIR
  2. PENGERTIAN BIMBINGAN KARIR
  3. PENTINGNYA  BIMBINGAN KARIR
  4. TUJUAN BIMBINGAN KARIR DI SD
  5. TAHAPAN DAN KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN KARIR MURID SD
  6. TEKNIK BIMBINGAN KARIR BAGI MURID SD
  7. MATERI  BIMBINGAN KARIR  DI SD

IX. MANAJEMEN  DAN PENDUKUNG SITEM BIMBINGAN DI SD  (klp  7)
  1. STRUKTUR PROGRAM BIMBINGAN DI SD
  2. PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN
  3. KETERPADUAN PROGRAM BIMBINGAN DALAM KBM
  4. ORGANISASI DAN ADMINISTRASI BIMBINGAN DI SD
HAKEKAT BIMBINGAN DI SEKOLAH DASAR
DEFINISI :
BIMBINGAN ADALAH PROSES MEMBANTU INDIVIDU UNTUK MENCAPAI PERKEMBANGAN OPTIMAL
BIMBINGAN ADALAH SUATU PROSES (MERUPAKAN KEGIATAN YANG BERKELANJUTAN,BERLANGSUNG TERUS MENERUS DAN BUKAN SEKETIKA ATAU KEBETULAN).
BIMBINGAN ADALAH BANTUAN (MENGEMBANGKAN LINGKUNGAN YANG KONDUSIF BAGI PERKEMBANGAN SISWA, MEMBERIKAN DORONGAN DAN SEMANGAT, MENUMBUHKAN KEBERANIAN BERTINDAK DAN BERTANGGUNG JAWAB, MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN UNTUK MEMPERBAIKI DAN MENGUBAH PERILAKUNYA SENDIRI).
BANTUAN DIBERIKAN KEPADA INDIVIDU (INDIVIDU YANG SEDANG BERKEMBANG DENGAN SEGALA KEUNIKANNYA).
TUJUAN BIMBINGAN ADALAH PERKEMBANGAN OPTIMAL (PERKEMBANGAN YANG SESUAI DENGAN POTENSI DAN SISTEM NILAI TENTANG KEHIDUPAN YANG BAIK DAN BENAR).
PRINSIP-PRINSIP UMUM BIMBINGAN
  • BIMBINGAN DIBERIKAN KEPADA INDIVIDU YANG SEDANG BERADA DALAM PROSES.
  • BIMBINGAN DIPERUNTUKAN BAGI SEMUA SISWA
  • BIMBINGAN DILAKSANAKAN DENGAN MEMPERDULIKAN SEMUA SEGI PERKEMBANGAN SISWA
  • BIMBINGAN BERDASAR PADA PENGAKUAN ATAS KEMAMPUAN INDIVIDU UNTUK MENENTUKAN PILIHAN
  • BIMBINGAN ADALAH BAGIAN TERPADU DARI PROSES PENDIDIKAN
  • BIMBINGAN DIMAKSUDKAN UNTUK MEMBANTU SISWA MEREALISASIKAN DIRINYA
KEDUDUKAN DAN PERMASALAHAN BIMBINGAN DI SEKOLAH DASAR
PP   No. 2/1989, PASAL 25 :
  • BIMBINGAN MERUPAKAN BANTUAN YANG DIBERIKAN KEPADA SISWA DALAM RANGKA UPAYA MENEMUKAN PRIBADI, MENGENAL LINGKUNGAN DAN MERENCANAKAN MASA DEPAN
  • BIMBINGAN DIBERIKAN OLEH GURU PEMBIMBING
MASALAH-MASALAH PERKEMBANGAN SISWA SD MENYANGKUT ASPEK:
  • PERKEMBANGAN FISIK
  • PERKEMBANGAN KOGNITIF
  • PERKEMBANGAN PRIBADI
  • PERKEMBANGAN SOSIAL
TARGET LAYANAN BIMBINGAN :
  • SISWA DENGAN KECERDASAN DAN KEMAMPUAN TINGGI
  • SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR
  • SISWA DENGAN PERILAKU BERMASALAH
HUBUNGAN BIMBINGAN DENGAN KURIKULUM :
  • BIMBINGAN MERUPAKAN PIRANTI (INSTRUMEN) UNTUK MEMAHAMI RENTANG KECAKAPAN, PRESTAS, MINAT, KEKUATAN, KELEMAHAN, MASALAH DAN KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SISWA SEBAGAI SEGI-SEGI ESENSIAL YANG MENDASAR PERENCANAAN KEGIATAN KURIKULER
  • BIMBINGAN MEMBANTU SISWA DALAM MEMAHAMI DAN MEMASUKI KEGIATAN  BELAJAR YANG DISEDIAKAN DALAM PENGALAMAN KURIKULER
PERENCANAAN KURIKULER SEKOLAH AKAN MERUPAKAN WAHANA YANG KONDUSIF BAGI LAYANAN BIMBINGAN APABILA MEMPERHATIKAN HAL-HAL BERIKUT :
  • RANCANGAN KEGIATAN KURIKULER MENCAKUP PENGALAMAN BELAJAR YANG DAPAT MENGEMBANGKAN ASPEK RASA DAN KEHENDAK (MOTIVASI)
  • RANCANGAN KEGIATAN KURIKULER MENYEDIAKAN PENGALAMAN BAGI SISWA UNTUK MELAKSANAKAN EKSPLORASI DIRI, YAKNI BELAJAR MEMAHAMI KEADAAN DIRI SECARA REALISTIK DAN BELAJAR MERUMUSKAN SERTA MENGUJI HARAPAN DIRINYA.
  • RANCANGAN KEGIATAN KURIKULER MENYEDIAKAN PENGALAMAN BAGI SISWA YANG BERKENAAN DENGAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN DALAM PERENCANAAN KARIR DAN PENDIDIKAN

PENDEKATAN BIMBINGAN, MYRICK DALAM MURO & KOTTMAN, 1995 :
  • PENDEKATAN KRISIS
  • PENDEKATAN REMEDIAL
  • PENDEKATAN PREVENTIF
  • PENDEKATAN PERKEMBANGAN

Minggu, 25 Desember 2011

Mobil Idaman

http://media.il.edmunds-media.com/ford/evos/as/11/fr/ford_evos_actf34_11-fr-as_829111_717.jpg

Konsep Evos akan menjadi wajah baru generasi masa depan mobil Ford. Dimulai dengan Mondeo terbaru tahun depan, mobil ini sudah mendapat julukan Capri modern masa kini.
Sedan keluarga paling sporty ini memiliki lampu depan luar biasa ramping, kemudi agresif dan lampu belakang dengan desain andalan Ford. Interior berinstrumen sci-fi mobil ini menggunakan pusat konsol yang landai.
http://www.motorward.com/wp-content/images/2011/08/Ford-Evos-Concept-9.jpg

Teknologi Cloud Connectivityakan menghubungkan Anda pada komputer rumah dan kantor serta untuk menyimpan catatan harian dan musik Anda. Kabar baiknya, tatap muka teknologi Evos akan mudah disesuaikan dengan hidup pengendaranya.
Di sisi lain, konsep mobil ini ditenagai plug-in petrol-electric hybrid powertrain. Produksi global konsep mobil ini akan diresmikan pada Januari mendatang seperti dilaporkan The Sun. [mor]

http://www.autobildindonesia.com/spaw/uploads/images/article/image/20110831_083304_20110831_FordEvosC-01.jpg

http://www.dapurpacu.com/wp-content/uploads/2011/09/ford_evos_2.jpg





http://www.speedlux.com/wp-content/uploads/2011/08/ford-evos-concept-28-651x433.jpg

PERKEMBANGAN ANAK

Des 23
Menghadapi kondisi yang berubah-ubah pada anak remaja memang tidak mudah, terutama jika komunikasi antara orangtua dengan anak kurang terjalin dengan baik. Orangtua selalu sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga jarang sekali memiliki waktu untuk ‘mendengarkan isi hati’ anak. Orangtua tidak tahu apa yang sedang terjadi dan yang sedang dirasakan anak, begitu juga anak kadang-kadang ia merasa segan untuk berbicara pada orangtua.

Perubahan emosional pada anak remaja tidak jarang membuat orangtua merasa frustrasi, tidak tahu harus dengan cara apa mereka mengarahkan dan mengatur anak remajanya, terlebih ketika ia sudah menjawab pertanyaan orangtua dengan jawaban yang pendek-pendek, misalnya:

“Bagaimana tadi di sekolah Nak, apakah menyenangkan?”
“ Ya, gitulah”
“Apakah tugas matematikanya sudah diserahkan?”
“Sudah”

Dalam benak remaja, boleh jadi ia tidak bermaksud untuk bersikap egoistis dengan bersikap seolah-olah dialah yang selalu harus dimengerti dan dipahami, tetapi itu karena ia sedang mencoba untuk mencari situasi mana yang dirasa tepat baginya.

Ketika terjadi suatu pembicaraan antara orangtua dengan remaja, seringkali menimbulkan dua sudut pandang yang berbeda, di mana orangtua terpaku pada perspektif mereka sebagai orangtua dan remaja pada perspektif mereka sebagai remaja. Ketika salah satu pihak menganggap posisinya tertantang, ia akan bertahan lebih kuat pada sudut pandangnya sendiri (Bobbi2011).

Pada saat anak remaja merasa dirinya serba salah dan tidak berdaya dengan semua perubahan yang terjadi pada dirinya, ia kerap berpikir bahwa orangtuanya tidak memahami dan tidak mau mengerti dirinya.

Sesungguhnya anak remaja sangat membutuhkan orangtua yang selalu siap untuk ‘mendengarkan’nya. Anak remaja ingin didengar dan dipahami lebih dari segalanya. Ketika orangtua mampu ‘mendengarkan dan memahami’ remaja, iapun akan terinspirasi untuk mendengar dan memahami orang lain termasuk kita sebagai orangtuanya. Oleh karena itu, temukanlah cara yang paling nyaman untuk dapat mendekati dan berbicara dengan anak remaja, sebab dengan demikian akan mempermudah orangtua berinteraksi dengannya. (yer)
continue

Des 21
Kita perlu memahami bahwa setiap orang memiliki cara belajar masing-masing yang berbeda, tentu cara tersebut merupakan cara yang dirasakan sangat optimal untuk dirinya. Sebagian anak ada yang merasa lebih optimal ketika belajar dalam suasana yang minimal suara (sepi), tetapi bagi sebagian anak lainnya justru belajar sambil mendengarkan lagu-lagu atau musik dapat membuatnya lebih mudah menyerap apa yang sedang dipelajarinya.

Ilustrasi: www.123rf.com
Belajar dengan cara diporsir atau menggunakan sistem kebut semalam (SKS) tanpa diselingi dengan istirahat sejenak merupakan tindakan yang kurang bijaksana. Biasanya, ketika otak dipaksa untuk menampung banyak informasi dalam satu waktu yang sama, otak manusia akan lebih sulit menyerap informasi tersebut, otak akan lebih mudah merasa lelah dan jenuh. Berbeda ketika seseorang belajar dalam banyak kesempatan, maksudnya membagi-bagi waktu belajar menjadi beberapa sesi yang diselingi dengan waktu rehat, hasilnya akan lebih optimal. Seperti yang diungkapkan oleh Bobbi DePorter (2011), melakukan rehat pada interval waktu yang tepat dapat membantu seseorang belajar dengan lebih baik. Ketika seseorang sedang belajar, biasanya lebih baik pada awal dan akhir sesi belajar. Semakin seseorang memecah-mecah waktu belajar menjadi beberapa bagian, semakin banyak momen belajar optimal yang dapat diciptakan untuk dirinya. (yer)


continue

 



Des 16
Waktu makan telah tiba. Inilah waktu di mana orangtua dan anak terkadang merasa tidak nyaman, di antara mereka terjadi adu argumentasi, anak bersikeras tidak mau makan atau tidak mau menghabiskan makanannya, sedangkan orangtua tetap meminta anak menghabiskan makanannya. Pada situasi seperti inilah biasanya orangtua dan anak menjadi sama-sama tidak sabar dan marah.
Ketika orangtua meminta anak menghabiskan makanannya, sebagai bentuk penolakan dari anak, berbagai alasan akan ia lakukan, misalnya dengan cara mengeluh bahwa ia tidak suka makanan tersebut, makanannya tidak enak sehingga ia mengunyah makanannya dengan sangat lambat, bahkan diemut atau makanan tersebut dijadikan mainan sehingga berceceran di lantai. Jika situasinya seperti ini, orangtua biasanya merasa tegang dan jadi tidak sabar. Untuk mensiasati supaya hal ini tidak terjadi terus menerus, ada beberapa tips (Jacob Azerrad:2005) yang dapat dilakukan orangtua, yaitu

  1. Anak dibolehkan makan hanya pada jam makan. Tidak membiarkan anak makan makanan ringan sebelum waktu makan tiba. Ini membuatnya memilih antara dua pilihan, yaitu ia menjadi lapar (dan ini tidak mungkin), atau ia akan makan bersama dengan keluarganya.
  2. Jika anak tidak menghabiskan makanannya, jangan memaksanya untuk menghabiskan. Ia diperbolehkan meninggalkan meja tanpa makanan penutup (kue, juice, dll). Simpanlah sisa makanannya di kulkas. Hindari membujuknya untuk kembali ke meja makan. Jika nanti ia menanyakan makanannya yang tidak habis dan ia akhirnya menghabiskannya, tawari ia makanan ringan kesukaannya, pujilah ia sesuai apa yang ia lakukan. Segeralah ikuti pujian tersebut dengan menghabiskan beberapa menit melakukan sesuatu yang ia sukai. Misalnya main bola, main petak upet, main boneka, atau membacakan buku cerita.
  3. Jika ada makanan yang berceceran (mungkin anak mencari perhatian), hindari mengomentarinya. Orangtua tidak dapat mengharapkan perilaku sempurna di meja makan dari anak berusia 5 tahun. Mengatakan secara berulang –ulang kesalahan-kesalahan di meja makan, mungkin akan sedikit sulit bagi anak untuk bengubah secara langsung perilakunya tersebut. Tindakan orangtua tersebut hanya akan mendatangkan kesan pada anak bahwa waktu makan adalah waktu yang tidak menyenangkan. Sebaiknya, anak diberi pengertian sesuai dengan usia dan kedewasaan anak ketika ia waktu makan sudah selesai. Berilah pengertian dan arahan tentang kebiasaan-kebiasaan makan yang baik dan sangat penting untuk dilakukannya. (yer)

continue